Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

PEMUDA DAN SOSIALISASI bab 4

  • Selasa, 09 November 2010
  • fajar adhi
  • Label:
  • Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologi sangat
    problematis, masas ini memungkinkan mereka bcrada dalam anomi (keadaan
    tanpa norma atau hukum, Red) akibat kontradiksi norma maupun orientasi
    mendua. Dalam keadaan demikian, seringkali muncul perilaku menyimpang
    atau kecenderungan melakukan pelanggaran. Kondisi ini juga memungkinkan
    mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
    Anomi. menurut Enoch Markum, muncul akibat keanekaragaman dan
    kekaburan norma. Misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga, sangat
    bertentangan dengan norma B yang ia saksikan di luar lingkungan keluarga.
    Masyarakat, yang diharapkan mampu memberi jawaban, juga berada
    dalam keadaan transisi, sehingga tidak mampu memberikan apa yang
    diinginkan remaja.



    PERAN MEDIA MASSA
    Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi
    informasi.
    Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin
    pada isi media yang beredar. Sementara maS:1- remaja yang merupakan periode
    peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, ditandai beberapa
    ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua,
    kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan
    memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.
    Ciri-ciri ini menyebabkan kecenderungan remaja melahap begitu saja
    arus informasi yang serasi 'dengan selera dan keinginan mereka. Zulkarimen
    juga mengamati, para tetua yang tadinya berfungsi sebagai penapis informasi
    atau pemberi rekomendasi terhadap pesan-pesan yang diterima kini tidak
    berfungsi sebagai sediakala.
    Sebagai jalan ke luar ahli komunikasi ini melihat perlunya membekali
    remaja dengan keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan
    menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluasi informasi.
    Keterampilan ini ada baiknya disisipkan lewat pelajaran yang ada di sekolah,
    sehingga secara builtin menjadi bagian yang utuh dari keseluruhan prcstasi
    belajar remaja di sekolah masing-masing.
    Di samping itu, juga dengan melakukan intervensi ke dalam lingkungan
    informasi mereka secara interpersonal. Pemecahan lainnya adalah bimbingan
    orang tua dalam mengkonsumsi media massa. Sedang para komunikator massa
    seharusnya tetap memegang teguh tuntunan kode etik dan tanggung jawab
    sosial yang diembannya.


    PERLU DIKEMBANGKAN
    Arif Gosita SH yang berbicara mengenai kecenderungan-kecenderungan
    relasi orang tua dan remaja (KROR) menyatakan KROR positif merupakan
    faktor pendukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Sedang yang
    negatif merupakan faktor yang tidak mendukung karena bersifat destruktif
    dan konfrontatif.
    Mengembangkan KROR yang positif, menurut Arif Gosita bukan hal
    yang mudah karena harus menghadapi KROR negatif yang terus berkembang,
    akibat situasi dan kondisi tertentu misalnya perubahan sosial.
    Sementara itu Suwarniayati Sartomo berpendapat, remaja sebagai individu
    dan masa pancaroba mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap
    norma, etika dan agama seperti halnya orang dewasa. Dari penelitian yang
    dilakukan diketahui, pada umumnya responden merasa tidak sepenuhnya
    bertanggung jawab terhadap masalah kenakalan remaja.
    Mereka menganggap tanggung jawab mengenai masalah kenakalan remaja
    sepenuhnya berada di pihak yang berwajib.
    melihat
    pengembangan sekolah sebagai masyarakat, perlu ditangani secara
    konprenhensif dan terpadu. Ia juga berpendapat, jalur kurikuler dan
    ekstrakurikuler pada hakikatnya saling menunjang dalam pembentukan
    kepribadian dan pengarahan pada remaja.


    2. PEMUDA DAN IDENTITAS
    Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacammacam
    harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti
    karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan
    melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi
    dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus.
    Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahanpermasalahan
    yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak
    dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya
    sebagai penerus pembangunan.

    A. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
    Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan
    oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikan

    l) Landasan idiil
    2) Landasan konstitusional
    3) Landasan strategis
    4) Landasan historis
    5) Landasan normatif


    Yang dimaksud. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun
    berlandaskan :
    Pancasila
    Undang-Undang Dasar 1945
    Garis-garis Besar Haluan Negara
    Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan
    Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
    Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup
    dalam masyarakat.
    Motivasi dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bertumpu
    pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti telah terkandung di dalam
    Pembukaan UUD 1945 alinea IV.
    Atas dasar kenyataan di atas diperlukan penataan kehidupan pemuda
    karena pemuda perlu memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan
    pembangunan. Hal tersebut mengingat masa depan adalah kepunyaan generasi
    muda, namun disadari pula bahwa masa depan tidak berdiri sendiri. Ia adalah
    lanjutan masa sekarang dan masa sekarang adalah hasil masa lampau. Dalam
    hal ini, maka Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda haruslah
    menanamkan motivasi kepekaan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak
    masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan pula kepekaan
    terhadap situasi-situasi lingkungan, untuk dapat merelevansikan partisipasinya
    dalam setiap kegiatan bangsa dan negara. Untuk itu pula kualitas kesejahteraan
    yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan faktor penentu yang
    mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang.
    Tanpa ikut sertanya generasi muda, pembangunan ini sulit berhasil bukan
    saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi
    yang lebih penting tanpa kegairahan dan kreatifitas pemuda maka
    pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan
    kesinambungannya.
    Apabila pemuda pada masa sekarang terpisah dari persoalan-persoalan
    masyarakatnya, maka sulit akan lahir pemimpin masa datang yang dapat
    memimpin bangsanya sendiri.
    Dalam hal ini Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut
    dua pengertian pokok, yaitu :
    a) Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah
    mereka ya4:'/g telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan
    untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama
    potensi lainnya, guna men yelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
    bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta
    pembangunan nasional.
    b) Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka
    yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah
    pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang
    optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan seeara
    fungsional.

    B. Masalah dan Potensi Generasi Muda

    1) Permasalahan Generasi Muda.
    Berbagai permasalahan generasi muda yang muneul pada saat ini antara
    lain :
    a) Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di
    kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
    b) Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
    depannya.
    c) Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
    pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya
    jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan
    hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh
    bangsa.
    d) Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat
    pengangguranlsetengah pengangguran di kalangan generasi muda dan
    mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
    kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
    menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
    e) Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkemrangan
    kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal
    ter<;ebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangtlya perhatian
    tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang
    berpenghasilan rendah.
    f) Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan
    masyarakat daerah pede saan.
    g) Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
    kehidupan keluarga.
    h) Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
    i) Belum adanya peraturan perundangan yang rnenyangkut generasi muda.
    Dalam rangka untuk memecahkan perma~alahan generasi muda tersebut
    di atas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh
    potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek
    pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah
    merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan
    nasional.


    2) Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
    Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan
    adalah :
    a) Idealisme dan daya kritis.
    Secara sosiologis generasi muda belum mapan datam tatanan yang ada,
    maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara
    wajar mampu mencari gagasan baru.
    Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu untuk senantiasa
    dilengkapi dengan landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.

    b) Dinamika dan kreatifitas.
    Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki
    potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk
    mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangankekurangan
    yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif
    yang baru sarna sekali.

    c) Keberanian mengambil resiko.
    Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko
    dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah
    perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
    Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung
    resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi
    muda akan memberi kualitas yang baik kepada keberanian mengambil
    resiko.

    d) Optimis dan kegairahan semangat.
    Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme
    dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan
    daya pendorong untuk mencoba maju lagi.


    e) Sikap kemandirian dan disiplin murni.
    Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
    tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran
    disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat
    menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.

    f) Terdidik
    Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara
    menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif
    generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya
    kesempatan belajar dari generasi-generasi pendahulunya.

    g) Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
    Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman
    masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan
    jika hal itu dihayati secara sempit dan eksl,usif.
    Tapi keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat merupakan potensi
    dinamis dan kreatif jika keanekaragaman itu ditempatkan dalam rangka
    integrasi nasional yang didasarkan (,ltas semangat dan jiwa Sumpah
    Pemuda tahun 1928 serta kesamaan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
    Sehingga dengan demikian merupakan sumber yang kaya untuk kemajuan
    bangsa itu sendiri. Untuk itu generasi muda perlu didorong untuk
    menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta
    bertanggung jawab dalam menunjang pembangunan nasional.

    h) Patriotisme dan nasionalisme.
    Pemupukan rasa kebanggaan. kecintaan dan turut serta memiliki bangsa
    dan negara di kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan. pada
    gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk
    membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk
    ancaman. Dengan tekad dan semangat ini generasi muda perlu dilibatkan
    dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.

    i) Sikap kesatria.
    Kemurnian idealisme. keberanian. semangat pengabdian dan pengorbanan
    serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang
    perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria di kalangan
    generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan
    keadilan bagi masyarakat dan bangsa.

    j) Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
    Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
    pengembangan i1mu dan teknologi bila secara fungsional dapat
    dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap
    lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta
    penerapan teknologi. baik yang maju, madya maupun yang sederhana.
    Sosialisasi adalah proses yang membatu individu melalui belajar dan
    penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan
    dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
    Proses sosia lisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.
    Bagi anak-anak yang masih keci!, situasi sekelilingnya adalah keluarga
    sendiri. Gambaran diri mereka merupakan pantulan perhatian yang diberikan
    keluarga kepada mereka.

    0 komentar:

    Posting Komentar